Water Connections

Tandon Air Lai Tujuk
Tandon di RT 03 degan penanggung jawab Bapak Rinto adalah tandon ferosemen pertama yang dibuat pada tahun 2021.
No. Data Informasi
1 Nama Desa Mbinudita
2 Nama Dusun Lai Tujuk, Dusun Tana Karang
3 RT 03
4 RW 02
5 Nama Penanggung Jawab Mbuhang Lunggi Hali
6 Jumlah KK 9 KK
7 Jumlah Orang 39 Jiwa
8 Jumlah Rumah 9 Rumah
9 Fasilitas yang dibangun Tandon Ferosemen 6000 Liter
10 Koordinat Titik -9.6834, 120.00135
Tandon di RT 03 degan penanggung jawab Bapak Rinto adalah tandon ferosemen pertama yang dibuat pada tahun 2021. Tandon dengan ukuran 6000 liter ini dibuat secara partisipatif bersama warga dengan menghadirkan tenaga ahli ferosemen, yaitu Nico Bolhui. Tandon pertama ini adalah tandon dengan konsep pemanen air hujan, dari atap seng rumah Bapak Rinto, air hujan ditangkap dengan menggunakan talang yang dihubungkan ke pipa filter berukuran 6 inch yang berisi bahan-bahan filter sederhana seperti pasir lambat, ijuk dan arang yang kemudian air dialirkan ke tandon dengan pipa 2 inch. Dimusim penghujan, warga RT 03 dapat menikmati air bersih dari tadah hujan sepanjang hari.

Saat ini tandon RT 03 tidak lagi mendapatkan pasokan air dari tadahan air hujan, tapi air telah dialirkan dari sumur bor yang jaraknya kurang lebih 850 meter. Pipa HDPE sepanjang itu tertanam membelah bukit dan lembah hingga ke tandon atas kerja keras bersama para warga, mama-mama dan bapak-bapak berbagi peran untuk menghadirkan air lebih dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Pembangunan fasilitas air bersih dan sanitasi sehat berlanjut, yakni dengan membangun dua toilet yang dilengkapi septic tank dengan SNI. Konsep dari toilet ini adalah toilet ferosemen yang dikombinasikan dengan bahan atau material yang tersedia di sekitar kawasan RT 03. Ferosemen dikombinasikan dengan bambu dan batu putih yang dipotong balok-balok dan batu lempeng sebagai lantai toilet dan teras sekitarnya. Tentu saja gotong-royong adalah konsep yang digunakan dalam pembangunan toilet ini, semua warga mengambil peran.

Bambu yang digunakan dalam pembangunan toilet ini terdapat 3 jenis, bambu Pitung berukuran besar digunakan sebagai tiang utama penyangga atap, bambu padang berukuran lebih kecil namun tebal digunakan sebagai reng atap dan bambu Jawa, bambu berukuran sedang namun lebih tipis digunakan sebagai dinding-dinding toilet dengan cara dicacah atau digeprek. Kemudian batu putih, seperti batu kapur dengan tekstur yang padat yang juga dimanfaatkan sebagai dinding penyekat, dinding bak air mandi serta dinding di bagian tempat mandi dibagian belakan toilet. Penggalian, pemotongan dan pengangkutan batu-batu ini dilakukan secara manual, dengan menggunakan linggis, cangkul dan parang. Begitu juga batu lempeng untuk lantai, dijunjung oleh mama-mama setelah dikumpulkan di kebun-kebun belakang rumah, batu-batu ini sangat mudah dijumpai disekitar kampung RT 03 Lai Tujuk.

Menggunakan bahan-bahan yang tersedia disekitar kampung adalah salah satu strategi pemancing untuk warga yang lain dapat membuat fasilitas sanitasi sehat secara mandiri dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada disekitar mereka. Dan juga jika di masa yang akan datang terdapat kerusakan atau harus terjadi penggantian material secara berkala, dapat dilakukan secara mandiri oleh warga RT 03. Dapat dibayangkan, potensi sumberdaya alam sekitar yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembangunan toilet ini, cukup kaya, hanya saja warga membutuhkan pengetahuan yang lebih untuk dapat memaksimalkan dan memanfaatkan sumberdaya yang mereka miliki.